“Oleh karena itu dalam suasana Hari Raya Idul Fitri ini saya mengucapkan selamat merayakan hari kemenangan 1 Syawal 1446 H, Mohon maaf lahir dan Bathin,” katanya dalam sambutannya.
Sebelumnya Anggota Dewan Pembina Bukit Barisan Institut Drs. Harun Al Rasyid menyampaikan kerisauannya melihat kondisi generasi muda Indonesia khususnya di Sumatera Utara yang cenderung mulai meninggalkan etika dan norma-norma moral yang pada akhir sangat berdampak pada perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai yang selama ini ditanamkan para funding father bangsa Indonesia.
“Kita miris melihat perilaku generasi muda kita yang sebahagian terlibat kegiatan terlarang seperti begal, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas dan tindak kriminal lainnya. Ini tentusaja sangat mencemaskan dan merisaukan kita, karena para generasi muda kita saat ini pada momentum Indonesia Emas pada sekiar 20-30 tahun mendatang akan menjadi pemimpin bangsa. Apalagi pada dekade ini bangsa Indonesia akan mengalami Bonus Demografi, di mana pada tahun sekitar 2045-2055 Indonesia akan mengalami surplus sumber daya manusia. Nah, jika surplus Sumber Daya Manusia ini tidak kita antisipasi dengan menyiapkan SDM berkualitas maka Bonus Demografi itu akan menjadi beban negara kita,” katanya.
Oleh karena itu, kata Harun, pemerintah harus punya program yang jelas dalam rangka menyiapkan SDM yang berkualitas sehingga mereka mampu berperan menggantikan para pemimpin kita nantinya. Untuk itu pemerintah harus mempunyai program yang jelas, terencana dengan matang serta terukur sasarannya bagaimana kita mempersiakan skill yang kemampuan personal mereka.
Salah satu caranya menurut Harun adalah menyusun Sistem Pendidikan Nasional yang smart dan jelas sasarannya, tidak bongkar pasang tapi harus berkesinambungan. Selain itu pemerintah harus kembali mengiatkan pelatihan-pelatihan kepemimpinan, workshop dan training-training pengkaderan sebagaimana yang dilakukan para pemuda kita pada dekade tahun 1908 saat maraknya oraganisasi kepemudaan, atau pada decade 1928 saat para pemuda kita mencetuskan Sumpah Pemuda atau pada decade 1945 saat pera funding father kita seperi Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir, H. Agus Salim dan lain-lain memberanikan diri memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
“Kita berharap melalui Pak KH. Muhammad Nuh bias menyampaikan kerisauan kita ini dan mencarikan solusinya di forum-forum rapat dan siding DPD RI. Sebagai wakil kita di DPD RI kita meminta Pak Muhammad Nuh tidak bosan-bosannya mengangkat issue ini dalam rapat-rapat dan siding-sidang DPD RI. Semoga apa yang menjadi kerisauan kita ini dicarikan solusinya di parlemen sehingga menjadi program resmi pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.
Menangggapi hal itu Muhammad Nuh berjanji akan berkoordinasi dengan sesama anggota DPD RI lainnya yang berasal dari daerah pemilihan Sumatera Utara. “Jika ada yang yang isa saya eksekusi sesuai bidang tugas komite saya, akan langsung saya eksekusi. Selain itu akansaya koordinasikan dengan tiga anggoat DPD RI lainnya yang bersala dari daerah pemilihan Sumatera Utara. Tapi pada dasarnya semua masalah kebangsaan ini dapat tindak lanjuti dengan membirakannya dengan eksekutif.
Beberapa masalah lain yangmuncul dalam diskusiyang disampai para relawan diantaranya msalah Pendidikan terutama kesenjangan perlakuan pemerintah untulembga Pendidikan Negeri dan Lembaga Pendidikan Swasta, masalah status tanah eks HGU dan status tanah wakaf masjid, masalah ketergantungan masyarakat terhadap gadget yang dinilai berdampak negative bagi kehidupan generasi muda dan lain-lain.
Hadir dalam kegiatan ini para pengurus BBI diantaranya Hartono Miftah, Muhmmad Arif, Budi Sardi, Haris AR, Nursafniati dan Adek Kasman Piliang. Hadirnya juga para tokoh relawan lainnya. Sementara Muhammad nuh didamping anggota Tim Support Muhammad Nuh Abdul Aziz. (*)
Reporter : M.Aqil PT